Berhenti dari Kebodohan

Jangan keras kepala dalam kebodohan. Itu merupakan karakter tak nampak dari meneruskan langkah di jalan yang salah.
Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak. (Amsal 12:15)


Selama bertahun-tahun, program televisi "The Wide World of Sports," sebagai bagian dari pembukaannya, menayangkan suatu adegan yang digunakan untuk menggambarkan "penderitaan kalah."

Adegan itu menunjukkan seorang pemain ski yang sedang meluncur ke arah tempat loncatan ski dalam kondisi baik, kemudian tanpa alasan yang jelas, jatuh jungkir balik ke samping tempat loncatan dan terhempas ke struktur penyangga. Adegan itu menyebabkan banyak penonton mengerang prihatin.

Yang tidak diketahui para penonton, bagaimanapun juga, adalah bahwa pemain ski ini lebih memilih jatuh daripada menyelesaikan loncatan itu. Belakangan ia menjelaskan bahwa, permukaan tempat loncatan itu menjadi licin karena es membuat kecepatan untuk meloncat terlalu tinggi.

Ia menyadari bahwa separuh jalan di ramp (permukaan yang miring) itu membuat ia menjadi terlalu cepat sehingga jika ia menyelesaikan loncatan itu, ia sangat mungkin akan mendarat di luar area pendaratan dan menghantam tanah, yang mungkin akan amat sangat fatal. Walaupun tampak kacau dan menyakitkan, dengan mengambil rute alternatif, pemain ski itu sebenarnya menderita tidak lebih dari sakit kepala semata.

Perubahan arah di tengah jalan kadang-kadang menyakitkan atau sulit. Menghentikan sebuah proyek yang tampaknya mengarah pada kegagalan mungkin menantang dan menekan, namun kadang-kadang itu merupakan keputusan paling bijaksana untuk dibuat sekarang agar berhasil kelak!

Sumber: Kisah-kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Pemimpin.

No comments:

Bacaan Lain :