Jerat Uang

Jerat Uang

Banyak orang mendapati bahwa memperoleh kekayaan hanyalah suatu perubahan, bukan akhir, dari kesengsaraan.
Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia. (Pengkhotbah 5:9)


Seorang editor film pernah berkata, “Beberapa malam yang lalu saya berkencan dengan seorang wanita yang ingin berjalan di sepanjang pantai. Saya mengenakan setelan seharga seribu dua ratus dolar, dasi seharga tujuh puluh lima dolar, baju seharga seratus lima puluh dolar, dan sepatu seharga dua ratus dolar.

Saya harus membayar lima belas dolar untuk membersihkan setelan saya dan enam dolar untuk baju saya yang dicuci dengan tangan. "Saya bahkan tidak ingin berpikir tentang berapa banyak uang yang harus saya keluarkan kalau saya menumpahkan setetes saus spageti di dasi saya.

Dan wanita ini menginginkan saya menggulung celana saya dan berjalan di sepanjang pantai! Yang dapat saya pikirkan hanyalah berapa banyak yang harus saya bayar jika ia menginginkan saya duduk di pasir. lnilah pokok masalah yang harus saya tanyakan pada diri saya sendiri: Apakah saya mampu membayar baju-baju yang saya pakai?"

Seorang pria lain, seorang pengacara, pernah berkata, “Saya pikir saya tidak terperangkap dalam putaran yang tak ada habis-habisnya ini selama-lamanya, tetapi saya tahu pasti saya terlibat dengannya saat ini... Ini merupakan komidi putar akan berapa banyak uangkah cukup uang itu? Dan itu tidak pernah cukup. Tiga tahun yang lalu saya berpikir, “Sedikit lagi..." Sekarang saya memperoleh dua kali lipat dari yang dulu, tapi masih saja tidak cukup.

Sumber: Kisah-kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Pemimpin.

No comments:

Bacaan Lain :