Mencapai Garis Akhir

Keberhasilan kebanyakan merupakan masalah bertahan setelah yang lain menyerah.
Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya setia. (Ibrani 10:23)


Pada suatu hari Sabtu pagi yang dingin di bulan Januari, di sebuah kota kecil di Wisconsin di tepi selatan Danau Superior, akan dimulai sebuah pacuan kereta luncur anjing tahunan. Lapangannya telah ditancapi dengan pohon-pohon fir kecil yang dipancangkan dengan kuat di es.

Peserta pacuan itu semuanya anak-anak, dari anak-anak lelaki besar dengan beberapa ekor anjing dan kereta-kereta luncur besar sampai seorang anak lelaki kecil yang hanya memiliki sebuah kereta luncur kecil dan seekor anjing kecil.

Begitu tanda diberikan, kereta-kereta luncur melaju dan si bocah cilik segera jauh ketinggalan di belakang sehingga seakan-akan ia bukan peserta pacuan itu. Kemudian, sekitar separuh jalan melintasi lapangan, tim yang berada di posisi ke dua berusaha bergerak ke posisi pertama. Kereta luncur kedua peserta tersebut menjadi terlalu dekat dan anjing-anjing mereka mulai berkelahi.

Ketika masing-masing kereta berikutnya bergabung dalam perkelahian itu, semakin banyak anjing yang terlibat. Adegan itu segera menjadi kekusutan hiruk-pikuk antara anak-anak, kereta-kereta luncur, dan anjing-anjing. Pikiran tentang berpacu telah lenyap dari benak para peserta itu. Bagaimanapun juga, seorang bocah cilik dan anjingnya berhasil menyisihkan peserta lainnya dan terus melaju untuk memenangkan pacuan itu!

Bagian dari keberhasilan adalah tidak membiarkan apa pun mengalihkan pandangan Anda. Kejarlah sasaran-sasaran Anda hari ini, tanpa terombang-ambing atau ragu-ragu. Tetaplah tujukan mata Anda pada garis akhir.

Sumber: Kisah-kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Pemimpin.

No comments:

Bacaan Lain :