Pujian dari Allah

Banyak kebaikan dapat dilakukan di dunia jika orang tidak terlalu peduli siapa yang memperoleh pujian.
Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. (1 Korintus 10:31)


Dalam perjalanan pulang dari pelayanan seumur hidup sebagai misionari di Afrika, sepasang manula mendapati bahwa mereka berada dalam kapal yang sama dengan Presiden Teddy Roosevelt, yang sedang dalam perjalanan pulang dari sebuah ekspedisi perburuan besar.

Pasangan tersebut menyaksikan dengan takjub kemeriahan yang diberikan kepada Presiden dan rombongannya. Ketika kapal itu berlabuh di New York, sebuah band tengah menanti untuk menyambut dia, sang walikota ada di sana untuk mengucapkan selamat datang kepadanya, dan berbagai surat kabar mengelu-elukan kepulangannya.

Sementara itu, pasangan misionari itu keluar diam-diam dari kapal dan menemukan sebuah apartemen murah. Mereka tidak memiliki uang pensiun, kesehatan mereka buruk, dan mereka merasa kecil hati dan takut. Si suami, khususnya, tampaknya tak habis pikir bagaimana sang Presiden menerima sorak-sorai seperti itu, sedangkan dekade-dekade pelayanan mereka berlalu tanpa perhatian atau upah. "Tuhan memperlakukan kita dengan tidak adil," ia mengeluh pahit pada istrinya.

"Mengapa kamu tidak berdoa tentang itu?" istrinya memberi saran. Tak berapa lama kemudian, si istri melihat perubahan dalam perilaku suaminya. "Apa yang terjadi?" ia bertanya. Suaminya menjawab, "Tuhan meletakkan tanganNya di bahuku dan hanya berkata, 'Tapi kamu belum sampai di rumah!"'

Sumber: Kisah-kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Pemimpin.

No comments:

Bacaan Lain :