Berbagi penderitaan. . .

Alkisah ada seorang raja memiliki dua
pangeran kembar. Tidak diketahui dengan
pasti siapakah dari kedua pangeran itu
yang lahir terlebih dahulu. Ketika
mereka berdua tumbuh dewasa, sang raja
mencari akal bagaimana cara yang adil
agar ia bisa mewariskan mahkota
kekerajaannya.


Semua orang tahu, bahwa kedua pangeran
itu sama-sama cerdas, menyenangkan,
sehat dan kuat. Dengan pandangannya yang
tajam, sang raja mengetahui bahwa salah
satu dari keduanya memiliki karakter
yang berbeda.

Suatu hari raja memanggil mereka berdua
di balariung kerajaan. Raja berkata,
"Anak-anakku. Suatu saat nanti salah
satu dari kalian harus menggantikan
kedudukanku sebagai raja. Beban dan
tanggung jawab menjadi raja sangatlah
berat. Aku ingin mengetahui siapakah di
antara kalian yang mampu menanggung
beban itu dengan sepenuh hati.
Aku bermaksud mengirim kalian pergi jauh
keperbatasan kerajaan. Di sana salah
seorang menteriku akan membekalimu
dengan pikulan yang sama-sama berat di
pundak kalian.

Mahkota kerajaan akan aku berikan kepada
siapa yang pertama kali kembali sambil
tetap membawa pikulan itu, sebagaimana
seharusnya yang dilakukan oleh seorang
raja."

Dengan semangat persaingan yang penuh
persahabatan, kedua bersaudara itu
memulai perlombaan. Tak lama kemudian di
tengah perjalanan mereka bertemu dengan
seorang wanita tua yang sedang susah
payah memikul barang yang tampaknya
terlalu berat dibanding tubuhnya yang
lemah itu.

Salah seorang pangeran menyarankan agar
mereka berhenti dan membantu wanita itu.
Pangeran yang lain memprotes, "Bukankah
kita juga akan menerima pikulan untuk
kita sendiri. Ayo, kita lanjutkan saja
perjalanan kita." Ia lalu terburu-buru
melanjutkan perjalanan, sedangkan yang
lain menolong wanita tua itu.

Salah seorang pangeran menyarankan agar
mereka berhenti dan membantu wanita itu.
Pangeran yang lain memprotes, "Bukankah
kita juga akan menerima pikulan untuk
kita sendiri. Ayo, kita lanjutkan saja
perjalanan kita." Ia lalu terburu-buru
melanjutkan perjalanan, sedangkan yang
lain menolong wanita tua itu.

Dari hari ke hari, di sepanjang
perjalanan pangeran itu menemukan bahwa
banyak orang yang butuh pertolongan.
Seorang lelaki buta telah menyebabkan ia
menunda perjalanannya untuk beberapa
mil. Sedangkan seorang pria lumpuh telah
menghentikan langkahnya beberapa saat.

Akhirnya ia berhasil tiba ditempat yang
dimaksud dan menerima pikulannya dari
sang menteri. Kemudian ia kembali pulang
ke istana kerajaan sambil menjaga
pikulannya. Ketika ia tiba di pintu
gerbang, ia bertemu dan disambut oleh
saudara kembarnya yang berkata, "Saya
tidak mengerti. Saya katakan pada ayah
bahwa pikulan yang diberikan terlalu
berat untuk dipikul. Bukankah begitu?"

Pangeran yang baru tiba ini berkata,
"Menurutku, saat aku menolong orang lain
dengan memikul beban mereka, aku
menemukan kekuatan untuk membawa bebanku
sendiri."


Demikianlah, akhirnya pangeran ini yang
dinobatkan menjadi raja.


Berbagi penderitaan mengurangi
penderitaan, berbagi kebahagiaan
melipatgandakannya.

(Spider Robinson)

No comments: