Kesempatan Emas . . .

Pada suatu jaman hiduplah seorang Raja
yang membangun sebuah jalan raya untuk
seluruh penduduk kerajaannya. Setelah
pembangunan jalan raya itu selesai dan
sebelum jalan raya itu dibuka untuk
umum, sang Raja mengadakan sebuah
sayembara. Ia mengundang semua orang
untuk turut serta.

Lombanya cukup sederhana, pemenangnya
adalah mereka yang melakukan perjalanan
yang terbaik.Pada hari yang ditentukan
semua orang berduyun-duyun. Ada yang
mengendarai kereta kencana yang mewah.
Ada yang mengenakan pakaian kebesaran,
tata rias rambut indah. Ada pula yang
membawa perbekalan makanan yang lezat.
Beberapa anak muda mengenakan pakaian
olahraga dan berlari sepanjang jalan.

Semua peserta berjalan sepanjang hari,
namun ketika satu per satu tiba digaris
finish, mereka mengeluh pada Raja bahwa
terdapat sebuah batu besar dan
puing-puing reruntuhan di sebuah sudut
jalan yang menghalangi perjalanan mereka.

Hingga pada petang harinya, seorang
peserta terakhir tiba seorang diri. Ia
tampak lelah dan kotor. Ia berjalan
menuju sang Raja dan memberikan salam
hormat. Setelah itu ia menyerahkan
sekantung emas kepada sang Raja.
Katanya,"Maaf paduka. Hamba tiba
terlambat karena hamba harus
menyingkirkan sebongkah batu besar dan
reruntuhan yang menghalangi jalan. Dan
ketika hamba mengangkat batu itu, hamba
menemukan sekantung emas ini tertimbun
dibawahnya. Hamba tidak tahu milik
siapakah emas ini. Karena itu, hamba
mohon paduka mengembalikannya pada
pemiliknya semula."

Sang Raja menjawab, "Kau adalah pemilik
sekantung emas itu."

Pejalan itu menyahut, "Oh tidak paduka.
Ini bukan milik hamba. Hamba tidak
pernah memiliki harta sekian banyak."

"Oh tentu saja," kata sang Raja. "Kau
berhak memiliki emas ini, karena engkau
telah memenangkan perlombaan ini.

Pemenang lomba ini adalah mereka yang
bisa melakukan perjalanan yang terbaik;
yaitu mereka yang bisa membuat jalan itu
menjadi baik agar mudah dilalui oleh
orang lain.

Renungan:

Kita semua adalah pejalan di atas bumi
ini. Dan, perjalanan terbaik kita adalah
perjalanan yang membuat generasi
mendatang mampu meneruskan kehidupan
yang sejahtera di muka bumi ini. Dan itu
terwujud bila kita senantiasa
menyingkirkan penghalang, bukan hanya
mengeluh.

Di balik setiap hambatan selalu menunggu
kesempatan emas.

No comments: