Jenderal Kecil Merasa Jadi Raja

Alkisah di negeri Tiongkok kuno,
terdapat sebuah kerajaan yang begitu
megah, yang dipimpin oleh seorang raja
yang bijaksana. Rakyat-rakyat begitu
makmur, dan pajak negara yang bebankan
ke mereka pun telah dihapuskan oleh
raja, sehingga rakyat sangat memuja raja
mereka tersebut.

Didalam kerajaan, terdapat
jenderal-jenderal perang pilihan yang
begitu gagahnya. Mereka tampak begitu
bersahaja dan melindungi bawahannya.
Namun dari sekian banyak jenderal perang
tersebut, terdapat seorang jenderal
perang yang sangat sombong dan congkak.
Dia sebenarnya adalah seorang prajurit
yang baru saja diangkat menjadi jenderal
karena suatu jasa kepada raja. Namun hal
itu malah membuatnya menjadi lupa diri
dan sombong.

Dia selalu mengeluarkan
perintah-perintah yang aneh, dan meminta
prajurit-prajuritnya untuk menghormati
nya layaknya seorang raja. Setiap
bertemu dengan nya, prajurit-prajurit
akan menyembahnya dan mengucapkan salam
"Wan Xui...Wan Xui...Wan Wan Xui...." ("
Panjang Umur..Panjang Umur...Panjang
Umur Selama-lamanya"), yang sebenarnya
salam itu hanya harus diperuntukkan
kepada raja.

"Aku Adalah pimpinan kalian, dan kalian
harus mengikuti perintah ku, atau kalian
akan mati. Tidak ada ampun buat
pembangkang" Sahut Jenderal tersebut
kepada prajurit-prajurit mereka

Prajurit-prajurit bawahannya pun
merasakan tekanan moral yang sangat
besar, dan mereka pun dengan terpaksa
mengikuti kemauan si Jenderal. Hal itu
membuat jenderal-jenderal senior pun
prihatin.

Pada suatu hari seorang jenderal yang
paling senior dikerajaan tersebut,
bermaksud memberikan petuah kepada
jenderal kecil tersebut. Dia pun
mengajak jenderal kecil itu untuk pergi
ke suatu padang rumput. Dengan perasaan
terpaksa, jenderal kecil pun mengikuti
jenderal senior tersebut, dan berkata :

"Mengapa engkau mengajak ku kemari,
wahai jenderal" sahut jenderal kecil
dengan ketus
"Wahai jenderal , saya melihat engkau
begitu pesat dalam berkarir dan memiliki
wawasan yang sangat luas, aku pun
bermaksud ingin mengajak mu untuk
berdiskusi sejenak" jawab jenderal
senior itu dengan ramah.
"Apa yang hendak engkau diskusi kan,
kata kan lah" Kata jenderal kecil tersebut
"Coba kau lihat kadal yang ada di sana,
apakah menurut mu kadal dapat terbang
seperti burung diatas?" tanya jenderal
senior tersebut
"hahahha....pertanyaan bodoh, tentu saja
tidak, kadal hewan darat, tentu saja
tidak dapat terbang seperti hewan di
udara, itu pertanyaan gampang kenapa
engkau bertanya seperti itu" Tanya
jenderal kecil itu sombong

"Menurut mu apa yang akan terjadi
apabila kadal tersebut ingin juga
terbang wahai jenderal" tanya jenderal
senior itu kembali
"Tentu saja dia akan mati karena akan
jatuh ke tanah...., bukan begitu
jenderal" sahut jenderal kecil
"Iya...begitu juga lah kita. Sebagai
manusia kita pun harus tahu posisi kita,
dan apabila kita memaksakan untuk
menjadi posisi yang bukan milik kita,
kita pun akan "mati" seperti halnya
kadal itu bukan" kata jenderal senior
itu sambil tersenyum ramah

Seperti disambar petir, sang jenderal
kecil pun merasa kesalahannya. Bahwa dia
adalah seorang jenderal dan tidak dapat
menganggap dirinya sebagai raja, karena
apabila hal itu ketahuan raja, tentu
saja kematian sudah di depan mata.

~Banyak sekali kita melihat didunia ini,
seorang karyawan yang merasa seperti
atasan bagi karyawan lainnya, bertindak
seenaknya, tanpa menyadari posisi
ataupun jabatan mereka. Adalah sangat
bijaksana apabila kita mengetahui dan
bertanggung jawab atas posisi maupun
jabatan kita, dan jangan melebihi
wewenang yang bukan menjadi milik kita,
karena tentu saja, kita akan "mati"
dalam pergaulan kita. Janganlah merasa
sebagai raja, apabila kita hanyalah
seorang jenderal ataupun prajurit.
Dengan bersungguh-sungguh dan bekerja
keras dengan penuh tanggun jawab,
niscaya posisi itu akan datang
sendirinya, tanpa harus kita bertindak
layaknya seorang jenderal kecil yang
merasa dirinya seorang raja gadungan~

Salam,

Bodhi Taruna

No comments: