Mengampuni

Mencari kesalahan adalah bisnis yang sangat mudah, sedangkan melakukan dengan lebih baik adalah bisnis yang sulit.
Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. (Roma 2:1)

Lloyd John Ogilvie menulis dalam Let God Love You, “Saat tersulit untuk bersikap lembut adalah ketika kita tahu bahwa kita benar dan seorang lain jelas-jelas salah... Namun godaan terbesar bagi kebanyakan dari kita adalah ketika seseorang mengecewakan kita dan mengakuinya, dan nasib atau kebahagiaan mereka ada dalam tangan kita. Kita memegang kuasa untuk memberi atau menolak suatu berkat.

"Baru-baru ini, seorang sahabat karib melukai saya dengan ucapan dan perbuatan. Setiap kali kami bertemu... saya hampir mulai menikmati mengungkit-ungkit sebagai yang disakiti. Upaya-upaya awalnya untuk berbaikan tertolak karena gravitasi penghakiman yang saya buat.

la telah mengambil sebuah ide penting yang saya ceritakan kepadanya dengan kepercayaan dan telah mengembangkannya sebagai miliknya sendiri sebelum saya mempunyai kesempatan untuk menggunakannya.

Plagiarisme ide-ide itu ditambah lagi dengan penggunaan beberapa dari material tertulis saya, yang direproduksi atas namanya... Yang tersulit adalah melepaskan kejengkelan saya dan berusaha mengatasi rasa terluka saya

Akhirnya, Tuhan memberitahu saya apa yang la inginkan... firman-Nya kepada saya jelas dan tak dapat disangkal, 'Lloyd, mengapa begitu penting bagimu siapa yang mendapat pujian, hanya supaya pekerjaan-Ku dilakukan?' Saya melepaskan hak saya untuk menjadi hakim dan juruselamat orang ini, hak yang hanya dimiliki Tuhan. Sikap lembut mulai mengalir.

Ketika kita menahan pengampunan, itu tidak saja melukai orang yang kita tidak ingin ampuni, melainkan juga melukai kita. Kreativitas dan sukacita dalam kehidupan kita menjadi lumpuh. Ketika kita mengampuni, kita melepaskan kedamaian dan pemulihan kepada yang diampuni, dan juga kita sendiri.

Sumber: Kisah-kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Pemimpin.

No comments:

Bacaan Lain :